Diskriminasi di Turnamen Catur Dunia pertama di Arab

Turnamen catur dunia pertama yang akan diselenggarakan oleh Arab Saudi telah terperosok dalam kontroversi setelah pesaing Israel dilarang dan pemain Qatar mundur setelah diberitahu untuk tidak menunjukkan bendera negara mereka.

Kejuaraan Catur Raja Salman World Rapid dan Blitz, yang berlangsung sampai hari Sabtu, mencakup sekitar 240 pemain - baik pria maupun wanita - dari 70 negara. Ada 16 pemain dari Arab Saudi.

Muncul hampir dua tahun setelah ulama top Arab Saudi mengatakan bahwa catur tidak Islami, dan telah ditagih sebagai bagian dari dorongan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk reformasi sosial yang lebih besar, termasuk mengangkat larangan mengemudi perempuan yang mulai berlaku tahun depan, yang memungkinkan konser dan film, dan peraturan pelonggaran tentang pemisahan gender.

Namun acara tersebut hampir segera terperosok dalam kontroversi setelah pesaing Israel tidak diberikan visa.

Federasi catur Qatar mengatakan pemainnya telah mendapatkan visa namun tidak ikut ambil bagian karena panitia menuntut agar para pemain tidak menampilkan bendera Qatar selama kompetisi berlangsung.

Arab Saudi telah memberlakukan penyumbatan ekonomi yang efektif melawan Qatar di tengah konfrontasi mengenai pendanaan kelompok ekstremis dan pengaruh Iran yang dirasakan di negara kepulauan tersebut.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Federasi Catur Dunia mengatakan bahwa visa untuk pemain dari Qatar dan Iran, yang juga terkunci dalam sebuah konfrontasi dengan Arab Saudi, telah diamankan. Itu tidak menyebutkan pemain Israel.

"Fakta bahwa pemain dari Iran dan Qatar dapat memutuskan untuk tidak berpartisipasi, setelah berkonsultasi dengan otoritas mereka sendiri, jelas keputusan masing-masing individu," kata pernyataan tersebut.

Dominic Lawson, presiden Federasi Catur Inggris, mengatakan: "Kontrak untuk Kejuaraan Catur Dunia Cepat ini ditandatangani dengan pemahaman bahwa Saudi akan memastikan bahwa tuan-tuan Israel dapat bermain.

"Fakta bahwa ini tidak terjadi berarti FIDE harus menolak untuk memberikan penghargaan lebih lanjut mengenai kejadian tersebut ke Kerajaan, terlepas dari kemurahan hati dana hadiah Saudi.

"Bayangkan jika orang Saudi mengajukan tawaran untuk Piala Dunia FIFA dan kemudian melarang tim Israel yang lolos: itu adalah analogi yang tepat.

"Orang-orang Saudi memberikan visa kepada pemain Qatar, meskipun mereka memberi sanksi pada rezim tersebut, dan kepada pemain Iran yang berasal dari negara dimana Kerajaan terlibat dalam perang proxy, maka mereka akan menampilkan fleksibilitas saat mereka menginginkannya.

"Semboyan FIDE adalah Gens Una Sumus, jadi tindakan ini membuat olok-olok pernyataan bangga FIDE bahwa catur memecah hambatan antar negara. Ini memalukan."

Ulama tertinggi Arab Saudi, Grand Mufti Sheikh Abdulaziz Al Sheikh, mengatakan pada awal 2016 bahwa catur "dilarang" dalam Islam karena menghabiskan waktu dan dapat menyebabkan persaingan antar pemain.

Ulama top Iran juga telah mengecam permainan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat menyebabkan perjudian, yang tidak diperbolehkan dalam Islam.